Flu Tulang Alias Chikungunya, Bagaimana Gejala Dan Pencegahannya

Flu Tulang Alias Chikungunya, Bagaimana Gejala Dan Pencegahannya
Flu Tulang Alias Chikungunya, Bagaimana Gejala Dan Pencegahannya. Pernahkah Anda merasa sakit flu, tetapi yang benar-benar sakit justru malah daerah tulang Anda? Mungkin Anda terkena penyakit flu tulang, atau yang juga dikenal sebagai Chikungunya. Virus penyebab flu tulang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Apa itu flu tulang dan apa penyebabnya?

Flu tulang adalah nama lain dari penyakit Chikungunya. Penyakit ini disebabkan oleh virus jenis Chikungunya dari genus Alphavirus dan famili Togaviridae. Virus ini menyebar ke manusia oleh gigitan nyamuk betina Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang terinfeksiKeduanya adalah nyamuk pembawa virus dengue, yang menyebabkan penyakit demam berdarah (DBD). Itu sebabnya, seseorang dapat terinfeksi Chikungunya dan DBD pada saat bersamaan.
Chikungunya berasa dari bahasa Swahili yang artinya menggambarkan gejala flu tulang yang dialami penderita, yang membuat penderitanya berada dalam posisi meliuk atau  membungkuk akibat nyeri sendi hebat. Dari sumber lain menyebutkan bahwa Chikungunya berasal dari bahasa Makonde yang memiliki arti melengkung ke atas. Kondisi ini merujuk pada tubuh bungkuk karenga gejala flu tulang yang menyebabkan penderitanya mengalami nyeri sendi.
Nyamuk penyebab flu tulang biasanya paling sering menggigit pada siang hari pada saat manusia sedang melakukan aktivitas. Namun dalam beberapa kasus, nyamuk penyebab flu tulang juga bisa menginfeksi pada malam hari.
Virus Chikungunya jarang menyebar dari ibu ke bayi di sekitar waktu kelahiran. Proses menyusui juga diketahui tidak menularkan virus penyakit ini.

Kasus flu tulang di Indonesia

Virus Chikungunya kali pertama teridentifikasi selama wabah pada tahun 1952 di wilayah Newala, Tanzania. Kemudian penyakit ini menyebar ke Afrika, Asia, Eropa, serta di perairan India dan Pasifik.
Tetapi, virus penyebab flu tulang masih belum diketahui secara pasti kapan pertama kali menyebar ke Indonesia. Dikutip dari Jurnal Litbang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diketahui bahwa penyakit chikungunya dilaporkan pertama kali terjadi di Samarinda pada tahun 1973.  Pada awal tahun 2001, kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan, dan Aceh.
Penyakit ini memengaruhi orang dalam semua golongan usia dan jenis kelamin. Dibandingkan dengan penyakit DBD, penyakit chikungunya relatif tidak berbahaya dan mengancam nyawa. Meski begitu, penyakit ini tetap membutuhkan penanganan yang tepat guna mempercepat kesembuhan penderitanya.

Apa yang meningkatkan risiko saya terkena penyakit ini?

Ada banyak faktor risiko yang bisa jadi penyebab flu tulang. Beberapa di antaranya meliputi:
  • Tinggal di negara tropis
  • Bepergian ke area yang terkena wabah
  • Tinggal di lingkungan dengan kebersihan atau sanitasi yang buruk

Apa saja gejala flu tulang yang harus diwaspadai?

Center for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa gejala flu tulang yang paling khas adalah demam dan nyeri di persendian, terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki, dan tangan, serta tulang belakang. Demam dari gejala flu tulang biasanya berkisar dari 39-40 derajat Celcius, tapi tanpa pola yang khas seperti pada DBD. Selain itu, kulit penderita juga akan terlihat kemerahan atau ruam selama demam, mata merah, muncul gejala flu, sering disertai kejang, mual, muntah, sakit kepala, dan kadang-kadang juga disertai diare.
Virus Chikungunya atau flu tulang biasanya memiliki masa inkubasi 2-4 hari, sementara gejalanya timbul antara 3 sampai 10 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi. Dalam beberapa kasus, seseorang yang terinfeksi mungkin tidak mengelami gejala flu tulang seperti yang sudah disebutkan di atas sama sekali.
Kelumpuhan dapat terjadi pada kasus demam chikungunya yang parah dan tidak tertangani dengan baik. Meski begitu kelumpuhan ini hanya bersifat sementara sebagai efek dari perkembangbiakan virus dalam darah yang menimbulkan perasaan nyeri pada tulang dan seputar persendian. Akibatnya, Anda jadi sulit menggerakan tubuh, sehingga seperti merasakan kelumpuhan.
Secara rinci, beberapa hal yang harus Anda ketahui terkait gejala flu tulang adalah:
  • Kebanyakan orang yang terinveksi akan menunjukkan gejala flu tulang seperti yang sudah disebutkan di atas.
  • Gejala flu tulang biasanya dimulai 2-4 hari setelah digigit nyamuk pembawa virus.
  • Meski biasanya tidak menyebabkan kematian, gejalanya bisa sangat parah, bahkan melumpuhkan. Meski begitu, kelumpuhan ini hanya bersifat sementara.
  • Kebanyakan pasien merasa lebih baik dalam seminggu. Pada beberapa orang, nyeri sendi bisa terus terasa selama beberapa bulan.
  • Yang paling rentan mengalami flu tulang adalah orang dengan sistem imun lemah, seperti bayi yang baru lahir, lansia, dan orang-orang dengan kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung.
  • Orang yang pernah terinfeksi akan terlindungi dari infeksi berikutnya.
Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum atau belum disebutkan. Jika Anda merasa cemas tentang gejala flu tulang seperti yang sudah disebutkan di atas, segera konsultasi ke dokter Anda. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan tes penunjang lainnya untuk menemukan penyebab penyakit yang Anda alami.
Perlu dipahami bahwa penyakit Chikungunya jarang menyebabkan komplikasi yang fatal dan mengancam nyawa. Tetapi, gejala dari penyakit ini mungkin akan menganggu dan bisa memakan waktu beberapa hari untuk penyembuhan. Oleh karena itu, penanganan yang tepat dan cepat sangat dibutuhkan agar proses penyembuhan pasien bisa berjalan lebih optimal.

Membedakan gejala flu tulang dan demam berdarah

Beberapa orang yang terinfeksi virus penyebab flu tulang sering kali salah diagnosis dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, gejala flu tulang dan DBD memang hampir sama. Karena sering kali diagnosisnya salah, pasien tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.
Meski flu tulang dan demam berdarah disebabkan oleh jenis nyamuk yang sama, tetapi penyebab virusnya berbeda. Chikungunya alias flu tulang disebabkan oleh virus Chikungunya, sementara DBD disebabkan oleh virus Dengue. Selain itu, kedua penyakit ini sebenarnya sama-sama memiliki gejala khas.
Gejala khas dari penyakit DBD adalah demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius. Siklus demam DBD umumnya berpola menyerupai bentuk pelana kuda. Gejala DBD juga biasanya disertai dengan kemunculan bintik merah di bagian bawah kulit yang terjadi akibat pendarahan dan bila ditekan, bintik merahnya tidak pudar. Selain bintik merah, orang yang terkena DBD juga sering mengalami mimisan dan perdarahan ringan pada gusi.
Sementara gejala flu tulang selain demam dan ruam kemerahan, tanda khas lainnya adalah nyeri atau pegal lini pada persendian. Orang-orang yang terinfeksi penyakit ini biasanya mengalami rasa sakit atau ngilu yang sangat hebat pada otot dan sendi-sendi akibat pembesaran kelenjar getah bening. Oleh karena itulah chikungunya sering disebut sebagai flu tulang karena penyakit ini memengaruhi persendian pengidapnya.

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit flu tulang?

Gejala demam Chikunganya sangat mirip dengan penyakit lainnya seperti demam berdarah dan Zika. Akibatnya, diagnosis fisik dinilai kurang akurat untuk mendeteksi penyebabb pasti penyakit. Itu sebabnya, cara satu-satunya untuk memastikan demam yang Anda alami merupakan gejala flu tulang adalah dengan melakukan tes darah.
Jadi, jika Anda mengalami demam tinggi yang sudah berlangsung selama lebih dari tiga hari, segeralah melakukan pemeriksaan darah di laboratorium terdekat. Dengan melakukan pemeriksaan darah nantinya akan diketahui secara pasti penyakit yang Anda alami.
Tetapi, pemeriksaan ini akan berjalan efektif jika demam tinggi yang Anda alami sudah berlangsung dua sampai tiga hari. Pasalnya, demam yang baru berlangsung satu hari belum bisa diketahui apa penyebab yang mendasarinya.

Apa saja pilihan pengobatan untuk penyakit ini?

Tidak ada obat khusus untuk mengatasi flu tulang alias Chikungunya. Pengobatan yang ada bertujuan untuk mengurangi gejala demam. Jika Anda mengalami demam Chikungunya, biasanya dokter akan merekomendasikan untuk istirahat total (bed rest) dan banyak minum cairan agar menghindari dehidrasi, serta menghindari gigitan nyamuk.
Untuk meringankan gejala nyeri sendi dan demam, dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat, termasuk:
  • Naproxen
  • Ibuprofen
  • Acetaminophen
Anda tidak boleh mengonsumsi obat lain tanpa izin dokter, terutama obat aspirin dan obat antiradan non-steroid (NSAID). Jika Anda sedang menggunakan obat lain untuk kondisi medis lainnya, bicarakan dengan dokter Anda sebelum menggunakan obat tambahan. Untuk sakit yang tak kunjung sembuh, fisioterapi mungkin dibutuhkan.
Flu tulang adalah salah satu penyakit yang bersifat self limiting disease alias bisa sembuh dengan sendirinya. Masa inkubasi terjadi penyakit sekitar dua sampai empat hari, sementara gejalanya bisa dirasakan antara tiga sampai sepuluh hari.
Virus penyebab flu tulang jarang berakibat fatal, tetapi gejala yang ditimbulkan bisa parah dan melumpuhkan. Kebanyakan pasien sembuh dari demam dalam seminggu. Sayangnya, gejala nyeri sendi yang dirasakan bisa bertahan selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Sekitar 20 persen pasien melaporkan nyeri sendi yang kambuhan.
Kematian akibat komplikasi penyakit ini juga sangat jarang terjadi, namun virus kadang-kadang dapat menyebabkan masalah serius. Terutama dialami oleh lansia yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, atau penyakit jantung.

Adakah vaksin untuk mencegah penyakit ini?

Sayangnya, sampai saat ini belum ada sama sekali vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit chikungunya atau flu tulang. Bahkan obat untuk mengobati virusnya juga belum ada. Secara umum, flu tulang adalah salah satu penyakit yang jarang berakibat fatal. Asalkan diobati dengan cara yang tepat.

Lantas, bagaimana cara mencegah penyakit ini?

Salah satu metode pencegahan yang paling efektif dan sederhana agar tak terkena penyakit flu tulang adalah menggunakan obat pengusir nyamuk. Pasalnya, penularan utama penyakit flu tulang adalah dengan gigitan nyamuk. Itu sebabnya, metode pencegahan terbaik dengan mengurangi kontak dengan nyamuk.
Langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegah penyakit flu tulang adalah:
  • Menggunakan obat nyamuk yang mengandung DEET (N, N-Diethyl-meta-toluamide) atau picaridin pada bagian tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian.
  • Gunakan kasa nyamuk. Kasa nyamuk berguna untuk mencegah masuknya nyamuk dari luar rumah. Anda bisa memasang kasa nyamuk ini pada pintu dan jendela Anda.
  • Mengenakan baju dan celana panjang yang menutupi seluruh tubuh.
  • Hindari melakukan akivitas di luar rungan pada sore dan malam hari.
  • Menggunakan produk yang mengandung minyak lemon eucalyptus atau PMD (p-Menthane-3,8-diol).
  • Pastikan rumah Anda memiliki sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik.
  • Bila perlu, Anda juga bisa menggunakan AC agar nyamuk tidak masuk dan berkembangbiak di kamar Anda.
  • Selain menggunakan lotion anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur juga dapat membantu menghindari gigitan nyamuk dan mencegah penyakit ini. Hal ini karena nyamuk penyebab flu tulang aktif pada malam hari hingga menjelang subuh.
  • Hindari melakukan perjalanan ke daerah yang sedang mengalami wabah flu tulang alias Chikungunya.
  • Melakukan penyemprotan atau fogging di lingkungan sekitar rumah Anda guna mencegah jentik-jentik nyamuk penyebab flu tulang berkembang biak.
  • Membersihkan bak mandi setidaknya seminggu sekali. Pasalnya, air adalah tempat berkembang biak paling disukai oleh nyamuk penyebab flu tulang. Membersihkan bak mandi Anda setidaknya satu minggu sekali dapat memutus siklus hidup nyamuk penyebab Chikungunya.
  • Perhatikan perabotan rumah tangga Anda yang menampung air. Baskom berisi air, vas bunga, ember, dan wadah lain yang dapat menampung air sangat berpotensi menjadi tempat nyamuk penyebab Chikungunya bersarang. Maka, rajin-rajinlah membersihkan tempat-tempat tersebut setidaknya dua kali seminggu untuk mengurangi risiko munculnya nyamuk pembawa virus Chikungunya.
  • Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama. Sesekali perhatikanlah gantungan baju Anda di balik pintu. Baju kotor yang menumpuk dapat menjadi tempat favorit untuk dihinggapi nyamuk. Memang tumpukan baju kotor bukan tempat nyamuk berkembang biak, tetapi merupakan tempat favorit nyamuk hinggap. Hal ini dikarenakan nyamuk menyukai aroma tubuh manusia. Jika Anda memang harus menyimpan kembali baju yang telah dipakai, letakkan baju pada tempat yang bersih dan tertutup.
  • Jika Anda menduga Anda atau anggota keluarga mungkin memunculkan gejala flu tulang seperti yang sudah disebutkan di atas, terutama jika Anda baru-baru ini pergi ke tempat terjadinya wabah, segera konsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan serangkaian tes untuk memastikan penyebabnya.
Meski flu tulang adalah salah satu penyakit yang jarang menyebabkan komplikasi fatal, tetapi gejala penyakit ini mungkin akan menganggu dan bisa bertahan lama. Itu sebabnya, menghindari nyamuk adalah kunci agar Anda tidak terkena penyakit ini. Demikian, semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Ternyata Masker Putih Telur Bisa Untuk Mengencangkan Kulit Wajah

Overdosis Kafein, Bisakah Dialami Pecinta Kopi?

Ini Pentingnya Konsumsi Serat Sehari-Hari, Jangan Disepelekan!